Hilang
Namun Tak Hilang
Peran Pemain:
- Murid Baik 1 bernama Afifa
- Murid Baik 2 bernama Inka
- Murid Nakal 1 bernama Rizal
- Murid Nakal 2 bernama Taufiq
- Ayahanda Inka bernama Pak Arifin
- Kepala Sekolah bernama Bu Hasna
- Satpam dan Penculik bernama Pak Yusuf
(Terdapat
sepupu kakak beradik disalah satu sekolah negeri yang terletak tidak jauh dari
pegunungan. Mereka tergolong sebagai anak orang kaya yang sangat familiar
disekolahan, tetapi mereka sangat rendah hati kepada semua orang bahkan tidak
membeda-bedakankan dengan yang lain. Umur afifa 3 bulan lebih tua dari pada
Inka. Di pagi hari yang cerah mereka bergegas untuk berangkat ke sekolah.)
Afifa :”Ayo Ka cepat nanti
terlambat sampai sekolahan.”
Inka :”Iya Fif, bentar”
Afifa :”Ah, Inka lama.”
Inka :”Sabar Fif, orang sabar
disayang pacar lo Fif.”
Afifa :”Aduh Ka.”
Pak Arifin :”Ayo nak cepat Ayah tunggu di mobil ya? O
iya Ayah lupa, nanti Ayah tidak bisa jemput kalian”
Inka :”Iya
Yah, tak apa.”
(2 menit kemudian)
Inka :”Ayo Fif”
Afifa :”Ih lama”
Inka :”Hehe”
(Mereka berjalan ke mobil dan berangkat
sekolah. Setelah 15 menit mereka sampai di sekolahan.)
Afifa,
Inka :”Pagi Pak”
Satpam :”Pagi (wah, ini dia yang aku cari)”
(Berjalan menuju ke kelas. Ditengah
perjalanan bertemu dengan KepSek Hasna)
KepSek :”Eh Afifa dan Inka (memanggil Afifa dan Inka)”
Afifa,
Inka :”(berjalan ke KepSek) Iya Bu ada apa?”
Bu Hasna :”Ini tugas buat kelas 9H, setelah bel istirahat berbunyi
nanti dikumpulkan di ruangan saya ya. Ibu ada acara sebentar, nanti kalau ada
waktu Ibu masuk kelas kalian. Ibu percaya kalian.”
Afifa, Inka :”Baik Bu”
(Sesampainnya
dikelas mereka membagikan tugas satu persatu)
Afifa :”Ini ada tugas dari Bu Hasna (sambil membagikan tugas dari Bu Hasna bersama dengan Inka)”
Taufiq :”Loh, kok tugas”
Rizal :”Yayayaya”
Inka :”Emang kenapa kalo ada tugas?”
Taufiq :”Males lah”
Afifa :”Yaudah terserah, pokoknya setelah bel istirahat
berbunyi sudah harus dikumpulkan di ruangnya Bu Hasna tidak ada yang mundur
ngumpulinnya.”
Rizal :”Yayayaya”
Inka :”Dari tadi yayayaya terus”
Rizal :”Yayayaya”
Inka :”Ya Allah ampunilah dosa-dosa Rizal”
Rizal :”Lalalalala”
Inka :”Makasih gitu, kan udah didoain”
Murid-murid: “Hahahahaha”
Afifa :”Eh udah bel masuk, ayo kerjain”
Taufiq :”Woke”
(Anak-anak mengerjakan dengan serius dan diramaikan
oleh suara anak nakal, yaitu Taufiq dan Rizal. Tak lama kemudian bel istirahat
berbunyi anak-anak sudah pada selesai mengerjakan tugasnya dan mengumpulkan
tugasnya di Afifa dan Inka.)
Afifa
:”Sudah pada selesai
semuakan? Kalau sudah dikumpulkan di kita ya.”
Murid-murid :”Sudah”
(Afifa dan Inka mengumpulkan tugas di
ruangan Bu Hasna.)
Inka :”Bu ini tugasnya”
Bu
Hasna :”Iya taruh saja di meja”
Afifa :”Iya Bu”
(Kemudian sepupu itu kembali ke kelas dan
jam masukpun berbunyi)
Bu Hasna :”(berjalan menuju
kelas 9H) Anak-anak saya mengganti jamnya Bu Tanti, karena Bu Tanti ada
urusan penting. Ini ada tugas dari Bu Tanti. Taufiq dan Rizal tolong dibagikan.
Taufiq :”Siap Bu”
Rizal :”Yayayaya”
Bu Hasna :”Siapa tadi yang suaranya kayak tikus”
Murid-murid :”Rizal Bu”
Bu Hasna :”Ow, Rizal. Pantesan”
Taufiq :”Kok pantesan kenapa Bu (Sambil membagikan tugas dari Bu Tanti)”
Bu Hasna :”Pantesan sama kayak wajahnya
(Bu Hasna berkata seperti itu karena Rizal
adalah anak nakal yang selalu bikin keributan dimana saja, kapan saja dan
selalu diberi nasihat oleh banyak guru, terutama dengan Taufiq yang nakalnya
melebihi Rizal.)
Murid-murid :”Hahahaha”
(KRING...
KRING... BEL PULANG SEKOLAH BERBUNYI)
Bu Hasna :”Bel pulang sekolah sudah berbunyi tugas dari Bu Tanti
dilanjutkan dirumah saja.”
Murid-murid :”Baik Bu”
Rizal :”Okay Bu”
(Bu Hasna kesal dengan kelakuan 2 anak
nakal itu saat pelajaran tadi, tetapi Bu Hasna menahan amarahnya.)
(Setelah diizinkan pulang, Afifa, Inka,
Taufiq dan Rizal tidak langsung pulang tetapi membersihkan kelas terlebih
dahulu.)
Taufiq :”Hey kalian berdua, Aku sama Rizal mau beli
jajan dulu”
Inka :”Iya tapi habis itu lanjutin
piket ya.”
Rizal :”Ya In”
Inka :”(sedang menyapu dan membersihkan meja)”
Afifa :”Ka
temenin aku ke toilet sekarang ya?”
Inka :”Ok Fif”
(Saat Afifa masuk Toilet, Inka menunggu
diluar seorang diri dan disapa oleh satpam.)
Satpam :”Hai dik, sedang apa berdiri sendiri disini?”
Inka :”Menunggu Afifa yang sedang di toilet Pak.”
(Satpam
itu terus melihat inka yang sedang sendiri, setelah itu.....)
Inka :”AAAAAAAAAAAAAAAA!!!”
(Inka pun diculik oleh satpam itu. Dari
kejauhan Taufiq dan Rizal mendengar suara teriakan itu dan berkata)
Rizal :”Itu suara apa Fiq?”
Taufiq :”Tidak tau, bodo amat ahh, jajan ku belum habis juga
ini, ayok kita kembali ke kelas.”
(Afifa dari kamar mandi mendengar suara
jeritan teresebut dan bergegas keluar kamar mandi dan melihat bahwa Inka sudah
tidak ada di tempat dia berdiri).
Afifa :”(Berjalan
keluar kamar mandi ke tempat Inka menunggu) Ka, tadi suara apa--. Loh, Inka
kemana? Inka, kamu dimana? Kaaaa, Inkaaaaa kamu dimana?”
(Afifa segera menuju ruang Kepala Sekolah
dan menjelaskan kejadian saat Inka menghilang di depan kamar mandi.)
Afifa :”Jadi gitu bu, saya tidak tau kenapa dia
bisa menghilang hanya saja saat di kamar mandi saya mendengar suara teriakan
Inka.”
Bu Hasna :”Kalau begitu yang masih ada di kelas siapa aja?”
Afifa :”Taufiq dan Rizal bu, mereka dapat jatah piket siang
ini.”
Bu Hasna :”Kalau begitu kita ke kelas sekarang.”
(Bu Hasna dan Afifa segera ke kelas dan mendekati
Rizal dan Taufiq yang sedang bermain Hp bukannya melakukan tugas piket mereka.)
Bu Hasna :”RIZALLLL
TAUFIQQQQ (Bu Hasna berteriak sangat kencang memanggil mereka berdua)
(Taufiq dan Rizal pun kaget..sampai HP yang
dipegang Taufiq jatuh ke makanannya sendiri).
Taufiq :”Woi apaan tuh?!! (Tidak sadar bahwa yang berteriak adalah
Bu Hasna)
Rizal :”Hahahahahahaha...syukurin Lo!
ahahahaa...”
Bu
Hasna :”Sudah-sudah, sekarang bukan
waktunya bercanda.”
Rizal :”Memangnya kenapa bu? Kok
kayaknya serius banget.”
Afifa :”Inka diculik!! Sadar gak sih?!”
Taufiq :”Hahh?!! Yang benerr aja Fif, masa iya badannya Inka
yang segitu bisa diculik?”
Rizal :”Dimana Fif?!”
Afifa :”Di deket kamar mandi cewek.”
Taufiq
& Rizal : (sambil bertatapan muka) O aza ya kan..”
Bu Hasna : “Heii, Taufiq Rizal!! Kok kalian malah senang? Ibu curiga
kalo kalian yang nyulik Inka.”
Rizal :”Lohh Bu, kokk malah nyalahin kita?! Kita aja ga tau
apa-apa.”
Taufiq :”Ohh iya, zal, apa jangan-jangan suara teriakan tadi
tuh suara Inka?”
Bu Hasna :”Pokoknya ibu ga mau tau, sekarang kalian harus ikut Ibu ke
ruang guru!”
Rizal :”Yayayaya.”
(Mereka pun segera pergi ke ruang guru
mengikuti Bu Hasna.)
Afifa :”Fiq, aku pinjem HP mu dong buat
nelpon Ortu.”
Taufiq : “Ganti pulsaku ya nanti!”
Bu Hasna : “Nanti ibu yang gantiin pulsanya, sekarang kamu telfon di
luar aja soalnya ibu mau mengintrogasi Rizal dan Taufiq dulu.”
Afifa :”Iya bu, permisi.”
(Afifapun menelfon Pak Arfin dan
menceritakan kejadian tadi. Tak lama kemudian
Orang Tua dari Inka pun datang dengan wajah yang panik)
Pak
Arifin :”Mana? Dimana anak saya?
Afifa :”Diculik Om.”
Pak
Arifin :”Hahhhh?!!! Panggilkan Satpam
sekarang!!!”
Afifa :”Baik Om”
(Afifa mencari, tetapi tidak menjumpainya.
Dan dia kembali ke Pak Arifin)
Afifa :”Om satpamnya tidak ada di sekitar
sekolahan, padahal selalu ada di tempatnya”
Pak Arifin :”Beneran, apa jangan-jangan...(Pak Arifin mendapat panggilan dari orang
yang tidak dikenal)”
Afifa :”Kenapa tidak diangkat, dari siapa Om?”
Pak Arifin :”Tidak tahu ini nomor tidak dikenal”
Afifa :”Angkat saja telfonnya Om, mungkin saja penting”
Pak Arifin :”(mengangkat
telfon itu) Hallo”
Penculik :”Nanti malam, Saya tunggu anda di belakang sekolah. Jika
anda menginginkan anak anda kembali, taruhlah uang sebesar 10rb di bungkus
dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai yang dimasukkan kedalam maskawin.
Taruhlah benda tersebut di atas pohon tauge. Dan satu lagi, jangan telfon
ustadz soal masalah ini, karena dia bakalan ceramah panjang kali lebar kali
tinggi dan saya malas denger ceramahnya .”
Pak Arifin :”Baikah kalau itu yang anda inginkan saya
tidak keberatan.”
Penculik :”(menutup telfon
tersebut)”
Pak Arifin :”(menaruh
hpnya)”
Afifa :”Bagaimana Om? Siapa Om?”
Pak Arifin :”Yang menculik Inka. Nanti malam kirim
barang di taruh belakang sekolah. Kamu ikut Om saja.”
Afifa :”Baik Om. Kita beri tahu Bu Hasna”
(Afifa dan Pak Arifin berjalan menuju
ruangan Bu Hasna)
Afifa :”Permisi Bu”
Bu Hasna :”Bagaimana Fif?
Afifa :”Inka sudah ditemukan”
Bu Hasna :”Syukurlah. Dimana?”
Pak Arifin :”Sebenarnya tadi saya ditelfon oleh
penculiknya. Dia meminta tebusan yang akan menebus Inka.”
Bu Hasna :”Ow baiklah kalau begitu. Apakah Bapak sanggup untuk
menebusnya?”
Pak Arifin :”Saya sangat sanggup untuk menebusnya”
Bu Hasna :”Kapan penculik itu memintanya?”
Pak Arifin :”Nanti malam di belakang sekolah”
Bu Hasna :”Saya ikut menemuinya. Anak-anak saya engga mau tau, kalian
nanti malam ikut!”
Rizal :”Iya bu,”
Taufiq :”Bu, kalo saya boleh ngasih saran, besok besok jangan
asal nuduh orang! Bukan karena kita nakal, ibu bisa seenaknya nuduh kita berdua
nyulik Inka!”
Bu Hasna :”Iya, iya. Ibu minta maaf. Soalnya tampang kalian meyakinkan
kalo dipake buat nyulik orang, apalagi Rizal.”
Rizal :”Tuh kan, saya lagi yang kena.Tapi saya mengakui kok
kalo saya emang jelek.”
Pak Arifin :”Kalau begitu saya pulang dulu untuk
menyiapkan tebusannya. Afifa, mari kita pulang sekarang.”
(Pak
Arifin dan Afifapun segera pulang untuk menyiapkan seluruh kebutuhan
untuk
menebus. Tak terasa hari sudah larut malam, dan mereka semua sudah
berkumpul
untuk merencanakan pembebasan Inka di belakang sekolah. Setelah
seluruh
rencana terjadi mereka segera menuju belakang sekolah untuk
membebaskan
Inka.)
Pak Arifin :”Hey penculik! Cepat keluar sini! Saya
sudah membawa tebusannya, dan meletakkannya di tempat anda inginkan”
Penculik :”Hahahaha!!! Kalian tidak perlu tau saya ada dimana,
sekarang berbalik dan tutup mata! Setelah saya mengambilnya saya akan
melepaskan Inka!”
(Taufiq
dan Rizal yang merasakan kejanggalan di tempat persembunyian mereka,
segera
mengamati apa yang terjadi. Saat si penculik mengambil tebusannya
mereka
segera membengkap penculik itu dan segera membuka topeng sang
penculik.
Dan betapa kagetnya mereka bahwa ternyata penculiknya adalah
Satpam
di sekolah mereka.)
Tufiq :”Bu Hasna, Om Arifin, dan Afifa kalian bisa berbalik
dan melihat siapa penculiknya!”
Rizal :”Yang saya yakin kalian akan kaget setelah melihat
siapa penculiknya.”
(Pak
Arifin, Afifa, dan Bu Hasna segera berbalik badan)
Bu Hasna :”Pak Yusuf?!!!”
Satpam :”Bu Hasna?!!!”
Bu
Hasna :”Pak Yusuf?!!!”
Satpam :” Bu, Saya bisa jelaskan Bu.”
Taufiq :”Jelaskan apa lagi pak? Saya udah ngerti materi Al
Jabar ngga usah dijelaskan lagi.”
Afifa :”Taufiqqq!!! Bukan waktunya bercanda tau!”
Bu Hasna :”Bapak mau menjelaskan apa lagi? Udah jelas kan yang nyulik
Inka tuh Bapak!”
Satpam :”Saya tau Bu, tapi saya ngelakuin ini terpaksa, karna
saya tuh suka sama Ibu dan mau melamar Ibu!”
Bu Hasna :”(Diam sejenak)... Haaaaahhhhhh?!!! Bapak taau engga kalau
sudah membuat semua orang khawatir dengan keadaan Inka? Sekarang Inka dimana?”
Satpam :”INKA! KELUAR!”
Inka :”Hai
semua! Apa kabar?”
Bu
Hasna :”Loh kok kamu santai banget
In?”
Pak
Arifin :”Kenapa Nak kok santai
banget?”
Inka :”Hehe... ini adalah rencana kita
berdua!! Sebenarnya Pak Yusuf ingin melamar Bu Hasna. Tetapi tidak bisa, karena
minimmya penghasilan.”
Bu Hasna :”Ya sudah lupakan semuanya.”
Satpam :”Jadi saya ditolak bu?”
Semua :”Menurut lo?!!!”
Pak Arifin :”Sudah, Mari pulang.”
(Mereka pulang kerumahnya masing-masing
sedangkan Pak Yusuf pun merasa menyesal karena telah menculik Inka demi
kepentingan pribadinya yang merugikan orang lain)
TAMAT